Di temani kopi hitam dan sebungkus kretek di kala hujan mengguyur
sore hari, saya jadi teringat curahan seorang teman, sebut saja temanku
itu dengan nama Doni, entah sekarang dimana keberadaanya, Doni adalah
teman kerjaku dulu, bahkan saya sempat satu kost denganya, bisa dibilang
kita sangat akrab, sering bercerita bahkan terkadang bercerita tentang
masalah pribadi masing-masing, ada satu cerita yang selalu teringat
olehku, ketika Doni bercerita, bahwa dia dulu pernah berumah tangga.
trus apa hubunganya dengan Bukti Nyata Karma Itu Ada atau Balasan Selingkuh, sebentar kita lanjut ceritanya.
Awal
kehidupan berkeluarga Doni cukup baik, dia dan istrinya masing-masing
mempunyai pendapatan untuk menunjang kebutuhan hidup mereka, mungkin
nasib berkata lain, di saat istrinya sedang mengandung, Doni kena phk
massal dan istrinya tak lagi bekerja. Saya pun bingung, sempat bertanya
kepada Doni, "kalau luh berdua udah ga kerja, darimana luh bisa makan,
sedangkan istri luh lagi hamil Don?"
Sambil Doni
berusaha mencari pekerjaan baru, untuk memenuhi kebutuhanya, Doni
bekerja serabutan dan apa adanya, banyak barang-barang milik mereka pun
ikut terjual. Tapi saya salut dengan Doni, dia tetap berusaha
bertanggung jawab sebagai seorang suami, Hebatnya lagi dia bisa
membiayai cesar kelahiran anaknya.
Wah saya sempat
mikir waktu mendengarkan cerita Doni, bagaimana kesulitan sehari hari
yang dia lewati, bayangin saja, tanpa pekerjaan tetap, istri lagi
mengandung, barang-barang ludes, hidup lontang lantung cari kontrakan
yang sesuai dengan pendapatanya, mungkin kalau saya yang seperti itu, ga
tau deh nasibnya.
Setelah Anaknya lahir, Doni mulai
sedikit bernafas lega, dia mendapatkan pekerjaan yang tetap dan
kehidupan mereka berangsur-angsur pulih meski sederhana. istrinya pun
kembali bekerja. "lalu anak luh yang jagain siapa Don?" ketika mereka
bekerja, anaknya di titipkan ke saudaranya, kadang kala mereka beda
shif, jadi disaat Doni shif malam, Doni yang jaga anaknya di pagi hari.
ga tau deh kapan tuh Doni istirahatnya.
Belum 2
bulan Doni merasakan kehidupan normal, Doni merasakan bagaimana pahitnya
dikhianati dalam berumah tangga, "maksud luh gimana Don?", "gue sama
anak gue yang baru 3 bulan di tinggal kabur gitu aja sama bini gue, dia
pergi sama salah satu staf di tempat dia kerja, gue udah berusaha apa
aja buat nyelamatin keluarga gue, mungkin bini gue udah cape hidup
sederhana bareng gue, waktu itu gue pasrah, mau gimana lagi."
Tak
lama dari kejadian itu, Doni membawa anaknya ke rumah orang tuanya, di
sana dia mendapatkan pekerjaan yang cukup bagus, anaknya tumbuh dengan
baik tanpa kekurangan apapun, orang tua Doni pun sangat sayang dengan
cucunya dan mereka tidak mau membicarakan masalah yang sudah terjadi.
Ketika
anaknya hampir berumur 3 tahun, istrinya atau bisa di bilang bukan
istrinya lagi, tiba-tiba menghubunginya, istrinya mau bertemu, katanya
kangen dengan anaknya. Di salah satu mall dekat rumahnya Doni, akhirnya
Doni menyanggupi untuk bertemu.
Saya jadi tersenyum,
ketika Doni bilang, kalau istrinya bercerita sudah hampir 1 tahun
sendiri, dia di bohongi dan hanya menjadi simpanan lalu di tinggalkan
begitu saja.
Di pertemuan itu istrinya meminta maaf ingin
berubah dan memulai kehidupan bersama lagi, walah dalah tentu saja di
tolak oleh Doni "bagus
kalau kamu mau berubah, berubah lah yang baik untuk keluarga kamu yang
baru nanti, untuk bertemu anakmu kapanpun silahkan, saya tidak melarang,
asal anak tetap aku yang membesarkan, sepertinya anak kita sudah nyaman
dengan ayahnya, mungkin akan lebih senang dengan ibu barunya nanti", sungguh kata-kata yang bijak dari Doni yang seorang biasa.
Ngomong-ngomong soal Doni, saya jadi banyak belajar darinya, 'bahwa sesuatu itu tidak perlu ada pembalasan, tinggal duduk manis, biar yang di atas mengaturnya'.
Hati-hati karma itu nyata. nanti ada balasan buat yang selingkuh loh.
No comments:
Write komentar