Mie instan udah jadi bagian penting dari menu makanan di Indonesia. Walaupun banyak yang bilang kalo makan mie instan itu nggak sehat, tapi kebiasaan makan mie instan di masyarakat Indonesia emang susah banget dihilangkan. Liat aja tuh warkop menjamur dimana-mana, belum lagi kalo kita ke berbagai tempat wisata, pasti ada tuh mulai dari yang kaki lima sampe ke restoran yang jual menu Indomie alias mie instan. Jadi istilahnya, mie instan itu emang nggak terpisahkan banget. Intinya, mie instan Indonesia itu rasanya enak, harganya murah dan bisa dimodifikasi jadi macem-macem menu. Cuma dengan harga Rp 2000-an, udah bisa bawa pulang mie instan yang rasanya macem-macem, mulai dari rasa original kayak mie goreng, sampe rasa rendang khas Minang dan rasa luar negeri kayak rasa Tomyam Thailand atau rasa Bulgogi dari Korea Selatan. Cocok banget mulai dari kalangan atas nih sampe ke anak kos pas tanggal tua
Kalo ngeliat pasarnya yang gede banget di Indonesia, siapa sih para penguasa pasar mie instan di Indonesia?
Indomie emang gak bisa dipisahin dari masyarakat Indonesia, namanya aja udah Indonesia banget! Kalo lagi jalan-jalan ke luar negeri, atau bahkan tinggal di luar negeri, dengan makan semangkok Indomie udah seakan mengobati rasa kangen akan makanan khas Indonesia. Secara nggak langsung, produk Indomie ini udah jadi "makanan khas" dari negeri kita ini yang rasanya beda dengan mie instan lain buatan luar negeri. Ini dia yang dimanfaatin sama para produsen mie instan dalam negeri untuk mengekspor produk mie instan ke luar negeri, dengan tujuan utama bagi para kalangan ekspatriat yang sedang mengadu nasib di luar negeri dan juga para penikmat mie instan yang jumlahnya banyak banget di luar negeri. Anggap aja Indomie ini jadi duta Indonesia di bidang makanan.
Menurut Asosiasi Produsen Roti, Biskuit dan Mie (Arobim), permientaan mie instan di Indonesia tahun ini mencapai 16 MILIAR bungkus. Artinya, dengan penduduk 250 juta jiwa, maka rata-rata setiap orang Indonesia membeli 64 bungkus mie instan per tahun. Bukan jumlah yang sedikit kan? Sampai saat ini, pemimpin pasar mie instan di Indonesia masih dipegang oleh Grup Salim melalui PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yang menguasai 72 persen pangsa pasar mie instan Indonesia. Wings Group dengan produk andalannya, Mie Sedaap berada di posisi kedua dengan pangsa pasar 14,9 persen. Conscience Food (CSF) membuntuti di posisi ketiga setelah Indofood dan Wings Food. CSF yang berbasis di Sumatera Utara melalui produk Alhamie, Santremie, Alimie, dan Maitri menguasai pangsa pasar 2,7 persen. CSF memasarkan produk mereka ke Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan dengan penjualan masih di bawah 1 miliar bungkus per tahun.
Bukan cuma di dalam negeri, mie instan khas Indonesia juga ternyata udah lama merambah internasional. Sekurang-kurangnya ada 80 negara yang menjadi tujuan ekspor Indomie. Wilayah penjualannya meliputi bukan cuma di Asia, namun juga di Eropa, Amerika Utara, Australia, hingga ke negara-negara Afrika. Untuk memudahkan proses distribusi, Indofood juga membangun pabrik Indomie di sejumlah negara. Pabrik Indomie tersebar antara lain di Saudi Arabia, Suriah, Mesir, Malaysia, hingga di Nigeria.
Jumat awal September 2016, kota kecil Indjija di Serbia tiba-tiba ramai oleh kedatangan Presiden Serbia Tomislav Nikolic yang didampingi sang walikota Vladimir Gak. Keduanya akan ikut meresmikan pabrik mie instan Indomie yang dibangun di atas tanah seluas 5 hektare. Pabrik itu dibangun dengan total nilai investasi cukup besar yakni 11 juta Euro. Presiden Serbia menyampaikan bahwa dirinya sangat mengapresiasi dan mendukung keberadaan investasi milik pengusaha Indonesia di Serbia sebagai langkah konkrit peningkatan hubungan kerja sama ekonomi kedua negara. Sementara Duta Besar RI Harry R.J. Kandou menekankan bahwa kehadiran Indofood di Serbia merupakan bukti nyata dari inisiatif Indonesia untuk memperkuat hubungan dan kerja sama kedua negara di bidang ekonomi. Awal Mei 2015 Dubes RI untuk Kerajaan Maroko dan Republik Islam Mauritania, Syarief Syamsuri, mengunjungi kantor pemasaran Indomie di Casablanca, Maroko, yang waktu itu akan membangun pabrik Indomie di kawasan Ain Johra Industrial state di Tiflet, Maroko. Pabrik tersebut akan menjadi pabrik Indomie terbesar di seluruh dunia di luar Indonesia. Sementara di Mesir pabrik Indomie telah menciptakan lapangan kerja bagi 1.000 warga lokal.
Sebagai produk unggulan Indonesia, maka eksistensi Indomie di sejumlah negara juga tidak lepas dari campur tangan pejabat KBRI negara yang bersangkutan. Mereka berupaya melaksanakan titah Presiden Jokowi yang berharap para dubes tak hanya menjalankan fungsi diplomasi, namun juga mengenalkan produk asli Indonesia di negara tempat sang dubes bekerja.
Jadi apa nih indomie kesukaan kalian?
Sumbernya:
Wikipedia
@tirtoid
kaskus
CNN
No comments:
Write komentar