Ada yang benci dirinya
Ada yang butuh dirinya
Ada yang berlutut mencintanya
Ada pula yang kejam menyiksa dirinya.
Sepenggal lirik salah satu lagu ciptaan Titiek Puspa yang dinyanyikan ulang oleh Peterpan, mengingatkan kembali Kardiman sewaktu kerja di kota industri dan tak sengaja ngontrak bersebelahan dengan beberapa wanita yang bekerja di bidang hiburan malam bagian jasa itu.
Baru seminggu Kardiman bekerja dan menempati kontrakan sepetak berjumlah 8 pintu, kebetulan Kardiman menempati pintu no 3, karena penghuni baru, jadi belum kenal tetangga di sebelah kiri kanan-nya. Gimana mau kenal, saat itu jadwal kerja Kardiman selama 12 jam, 8 jam normal, 4 jam lagi di hitung lembur, berangkat pukul 5 subuh, karena naik jemputan (disana. Kebanyakan sudah disediakan transportasi untuk karyawan-nya, jadi karyawanya tidak di perbolehkan bawa kendaraan sendiri), dan pulang pukul 7 malam, jadi ga sempat melihat matahari, dan lagi pula pintu kontrakan tetangga sering tertutup juga.
Minggu sore di hari libur, istirahat Kardiman sedikit terganggu, ada suara musik dengan keras mengusik telinganya, "Daripada di kontrakan mendingan cari makanan di luar, sambil menikmati suasana sore, sapa tau bisa kenalan dengan cewe manis, yang manisnya bisa buat manis istirahat kardiman di hari libur" pikir Kardiman.
Baru saja keluar dari pintu, ternyata musik keras itu berasal dari kontrakan no 1, ada dua wanita yang sedang ngedeprok (duduk dilantai) depan pintu kontrakan tersebut, mungkin mereka juga sama-sama sedang menikmati sore dihari minggu, sebelum Kardiman melewati asal suara musik itu, tiba-tiba tegur seorang wanita yang ngedeprok tadi "Mas baru ngontrak disini ya?", "uhuhm" jawab Kardiman dengan imut. "Mau kemana mas" tanya wanita yang satunya. "Mau kedepan, cari makan", "titip jamur crispy yang di samping tukang cukur rambut itu tuh, beli 10rb aja, nih uangnya", "iya mba", sambil menerima uangnya, Kardiman sempat melihat kedalam, ada 4 wanita lagi yang disitu, pakaian-nya itu loh yang membuat Kardiman merem melek menatapnya, ada beberapa botol minuman berjejer di lantai, widiih ....
"Ini mba pesanan-nya", "thank mas", jawab mba, segera Kardiman berlalu dan menuju ke kontrakanya, tak mau kalah dengan tetangganya, ternyata Kardiman sempat beli jamu red wine (anggur merah), yah pada saat itu jamu tersebut gampang di jumpai di tukang jamu pinggir jalan, tidak tau saat ini, masih ada atau tidak, karena sudah lama sekali tidak kesana lagi.
Baru saja kardiman menengguk gelas pertama, tiba-tiba muncul wanita sebelah tadi, "mas mau minum ga, ke kontrakan aja, gpp", "makasih mba, nih juga lagi ngejamu" jawab Kardiman.
Kirain langsung pergi, eh ga tau-nya wanita itu masuk dan langsung duduk, terjadilah obrolan antara Kardiman dan wanita seksi itu.
Ws: Wanita seksi, km: Kardiman
Ws: "temanya mana mas?"
Km: "ngontrak sendiri mba"
Ws: "owh, kerja dimana?"
Km: "buruh pabrik mba"
Ws: "doyan ngejamu juga?"
Km: "nggak juga mba, tadi ngelihat mbak sama teman-temanya, jadi ikutan kepengen"
Ws: "aku ngontrak berdua, yang dua tinggal di pintu no 2, yang dua lagi kontrak di gang sebelah"
Ws: "yang no 4,5,6 karyawan juga, no 7 security, no 8 berkeluarga, jualan baju di pasar".
Km: "minum mba?" Sambil nyodorin gelas yang sudah di isi ulang amer (anggur merah)
Ws: "wah masih banyak disana, kalau masnya kurang, datang aja, kayaknya ga bakalan abis tuh, udah pada pusing, nih juga aku udah berat, aku balik dulu ya, beneran kesana aja", sambil jalan keluar.
Km: "oke mba".
Sebenarnya Kardiman pengen sekali gabung dengan mereka, hitung-hitung bergaul dengan tetangga, bergaul apa mau lihat yang segar-segar melorot nih?.
Dalam kebimbangan dan keraguan, tiba-tiba wanita itu muncul lagi di depan pintu "mas sini, sayang masih banyak" sambil narik tangan Kardiman yang sedang duduk, sepertinya wanita itu memang sudah berat, jadi berani bertindak memaksakan kehendak, apa boleh buat, Kardiman terpaksa atau malu-malu kucing ikut ke kontrakannya.
"Masuk mas" ajak cewe yang didalam, langsung aja Kardiman duduk, dan di sodorkan segelas minuman, "mas bartender ya, puterin dari kanan" pinta wanita berbaju biru yang di pojok.
"Mas namanya siapa" tanya wanita berbaju biru tadi. "Aku Kardiman", "aku Lastri, yang tadi ngajak mas kesini, namanya Citra, yang ini Mawar, itu Lestari, tetangga sebelah kita, yang cantik ini, namanya Bunga, sebelahnya yang bahenol namanya Melati.
Setelah perkenalan, akhirnya kita lanjut memuterkan gelas,
Karena sudah pada mabok, kardiman pun terbawa suasana dan tidak canggung lagi untuk memulai percakapan. Sebenarnya bingung mau ngomongin apaan. Jadi masih dengerin obrolan-obrolan yang dilakukan mereka, ada sebagian obrolan yang menurut Kardiman tidak perlu di sampaikan dalam tulisan ini, karena obrolanya sedikit kelewat dewasa, Maklum lagi pada puyeng berat bro, jadi suka ceplas-ceplos tanpa melihat ada tamu berbeda kelamin disini, hello jeng-jeng, ada gue nih disini, yang punya kebon singkong. Untung kardiman orangnya sabar dan bisa tahan.
Apa? Obrolanya yang lengkap?, okelah mungkin ada sedikit obrolan dewasa nanti, tapi sedikit ya,
Bunga: "semalam sepi, sekalinya ada, gue disuruh nemenin yang reseh"
Lastri: " apalagi anak muda, gayanya doang, tapi pelit, mending yang tua, suka bae kalau kasih duit tip".
Citra: (sibuk dengan hp-nya)
Melati: (sibuk balas sms/chat)
Mawar: "gue mah kalau lagi kepengen, mending masuk sama yang muda" (obrolan dewasa) skip.
Lestari: " kemaren ada tamu ganteng, tapi cuman minum doang, padahal gue mau tuh nemenin, ga di bayar juga, jadi pacar juga gpp"
Citra dan Melati: serentak "luh mah cowok melulu, tuh ada Kardiman" balas omongan Lestari tadi.
Kardiman: kaget "lah gue di bawa-bawa, emang pada kerja dimana?".
Citra: "kita satu cafe, yang dekat lampu merah depan"
Citra: "mau gimana lagi, cuman ini yang gampang kerjanya, biasa ekonomi mas"
Mawar: " ga ekonomi juga koq, bisa enak, hiburan terus, gratis lagi"
Lestari: "betul war, ganti-ganti cowok ganteng, dapat duit lagi"
Melati: "nih berdua, cowok melulu, udah nasib kali mas begini, lagian kita juga harus ngirimin duit yang dikampung"
Bunga: "kalau ada yang terima dan nafkahin aku sama anak aku di kampung, aku juga mau berhenti, cape"
Mawar: "ah luh Bunga, ngomong doang, ntar juga balik lagi"
Bunga: " benar gue war, suka iri gue ngelihat pasutri sama anaknya kalau lagi jalan"
Menurut kang Kardiman, kesimpulan dari obrolan mereka, tidak semuanya karena faktor ekonomi, ada juga yang emang pengen dalam pekerjaan itu, ada juga yang memilah-milah tamu, jadi ga asal aja, dan ada juga yang sebenarnya ingin berhenti memulai keluarga yang baru, dan ternyata ada juga loh yang pengen punya pacar dan suami beneran.
Setelah kejadian ngumpul bareng itu, Kardiman mulai akrab dengan mereka, sekedar patungan ngejamu maning, atau makan malam di kontrakan bareng mereka, mereka baik kok kalau lagi punya makanan atau lagi dapat rezeki lebih, pernah Kardiman di traktir, dan di bawakan minuman serta rokok dari tempat kerjanya.
Apalagi Citra, sepertinya terlalu baik sama kang Kardiman, meski status sosial mereka banyak yang melirik rendah, tapi mereka juga berhak untuk menjalani kehidupan, terlepas dari benar dan salahnya seseorang, toh hanya masing-masing individu yang akan menanggung apa yang di perbuatnya.